Penyesalan itu datang lagi..

Minggu ini terhitung berat, digempur habis-habisan dengan tugas dan kawan kawan nya. resiko yang harus ditempuh memang, tapi simpatik pada diri sendiri mungkin beda dengan berkeluh kesah.

Sakit menambah penderitaan dan mengurangi nikmatnya kehidupan, terkena penyakit kemudian ku kambing hitamkan musim yang tak menentu, bukan salah musim memang banyak pikiran berkelabatan di pikiran yang membuat otak ini agak sedikit ngawur, kegiatan jadi ngglambyar dan tak tentu jadwal.

Hingga pikiran itu datang lagi, kegagalan menjadi taruna akpol. memang kegagalan itu berasal dari kurangnya persiapan namun manusia pasti punya rasa menyesal, untuk yang satu ini penyesalan ku mungkin tak seberapa daripada beban yang harus ditanggung dari kegagalan itu, apa mungkin jalur yang ku ambil tak benar? terlepas dari itu, hanya kebahagiaan bagi mereka tujuan ku, kapan lagi buat mereka bahagia kalo bisa anaknya jadi taruna, sayangnya bukan tahun ini pak bu.

Hambar rasanya jika terus teringat masa itu, kawan-kawan yang lain sudah membhaktikan dirinya untuk negeri ini, tapi aku terjebak dalam dunia kemunafikan ini.

Salah satu faktor yang menghambat ku saat itu adalah MATEMATIKA. pelajaran yang amat sangat menakutkan ku sejak SMA menjegalku demi meraih cita cita, adakah caranya agar Mathphobia itu hilang, I want to learn it,but I can't,, tidak ada mentornya..

^ bulan kedepan pintu cita cita itu kembali dan semoga saya sudah bisa bersahabat dengan yang namanya matematika. semoga saya bisa berada di candibaru dan menyusul teman-teman saya..SEMOGA..amin.


Dunia Semakin sempit

Sindrom yang sedang dijangkit masyarakat saat ini,,
nyalain komputer-> klik web browser-ketik alamat menuju situs jejaring sosial-ngeliat apa yang dilakuin temen nya-> (2 jam kemudian) masih liatin yang dilakuin temen nya-> nggosipin temen nya-> komputer di matiin-> sms an ma temen e...
kalo aktivitas kaya gitu dilakukan secara reguler tiap hari oleh tiap orang, alamat dah negeri ini isinya gossip semua,,

Ada kalanya manusia perlu dan butuh tempat dan waktu untuk sendiri, tanpa perlu khawatir orang lain akan mencerca,menghakimi,atau berpikir negatif , mau jungkir balik,ngumpat orang,coret-coret selama kegiatan itu tidak merugikan orang lain, ngumpat orang boleh-boleh aja asal orang nya gag tau dan mau terima dosa,
Tapi sekarang ini dunia udah kaya ada di kuku jari jemari, gag bebas rasanya mau meluapkan emosi dalam bentuk yang tidak membahayakan, bergerak sedikit ketemu orang,ruang gerak semakin sempit, kalo gag percaya buktiin saja,,hitung deh sampe hitungan 10,,berapa orang yang anda tenui saat menghitung(ngitung nya di tempat yang mungkin dilalui orang jangan di genteng),,kalau hitungan anda kurang dari 5 maka daerah itu tak seberapa padat, kalo 4-6 artinya sedang, nah kalo lebih berarti sumpek itu daerah,,



Ingin sekali bisa terbang kaya si om seperman, begitu sampai di langit,mau teriak-teriak, terbang nembus awan, nungguin pesawat mau nggagetin pilot pesawat hehehe kurang kerjaan 0_0,
karena dunia semakin sempit itu mungkin banyak orang stres, banyak yang bunuh diri, bunuh-bunuh an (setuju-setuju aja karena mengurangi jumlah penduduk heheh), ngerampok(soale sulit kerja),

kadangkala saking stres nya seseorang,luapan isi hati yang seharusnya di simpen baik2 agar tidak mengganggu yang lain akhirnya bocor ke dunia luar,,contoh kasus si ariel, itu kan "proyek pribadi" yang "dinikmati" banyak orang,,mungkin saja banyak lagi yang akan bisa "dinikmati" dari luapan hati seseorang yang tak terbendung lagi..we will see

Sponsored Links

Website counter