Stop menjadi Skeptis dan apatis!

Skeptis adalah sifat yang penuh keragu-raguan. bagi kaum skeptisme, jawaban "tidak tahu" adalah suatu jawaban dan merupakan nasib manusia, menurut mereka manusia tidak dapat mengetahui semuanya dengan pasti.

sehingga berkaitan dengan sifat apatis,yang beranggapan harpan telah sirna,kurang PD. memandang bahwa semua yang di lakukan sia-sia,tidak akan berhasil dan akan terjadi berlawanan dengan yang dilakukan.
hilangnya ketertarikan,antusiame terhadap suatu objek.

Sebagai generasi yang wajib membangun negeri maka hendaknya sifat-sifat tersebut di kurangi, karena dapat mengganggu dedikasi dalam membangun negeri ini. Namun kedua sifat tersebut dapat mengarahkan kita dalam "kehati-hatian" tidak ceroboh dalam mengambil sikap dan memikirkan segala ancaman yang dapat mempengaruhi kebijkan yang di ambil.

walaupun mengakibatkan menjadi waspada, dampak kedua sifat tersebut akan menghambat kemajuan, contoh: dalam mengambil kebijakan untuk negeri pemerintah berpikiran bahwa akan menimbulkan dampak sistemik pada rakyat, sehingga keputusan tersebut tidak di ambil walaupun rakyat membutuhkan.

mengambil keputusan memang bukan berjudi, namun memprediksi sehingga untung riginya dapat diminimalisir dengar improvisasi penyelasaian maslah itu sendiri, dalam kehidupan ini sifat yang dibahas diatas akan mempengaruhi pengambilan keputusan namun kembali pada pribadi masing-masing yang menjalani hidup, sesuaikah dengan filosofi hidup anda?.


"What should we do,tomorrow?"

Cukup menghibur dan mengurangi waktu senggang saat melihat sajian televisi beberapa minggu bukan sinetron atau acara reality show yang marak namun berita seputar nusantara yang cukup "mengena", pertama kita dibuat tergelitik dengan kisah PANSUS, yang dalam proses kerjanya mengundang simpati,tanya dan tawa. obral kata tak pantas,obral tindakan liar dan perilaku tak terhormat yang dilakukan dewan terhormat(katanya).

Memang tak pantas menilai seseorang dari perangai saja,seperti kata mutiara "don't judge a book by it's cover" jadi kita lewati saja mereka yang sifatnya brutal,tak patut dan tak terhormat(oooh da*n I Did it,didn't I??),,
cukup sebagai penonton saja,artinya kita hanya bisa menganalisa berdasarkan fakta yang ada dan tidak berspekulasi.

Event satu " Sapaan dari teman"
Pertama mari kita analisa tentang peristiwa rapat pansus banjir "kata" mengapa bisa terjadi, anggota pansus saling menghujat dan menjelek-jelek2 satu sama lain(from the news. menurut analisa saya(tentunya agak ngawur) mereka adalah kawan seperjuangan,se aliran, dan sepikiran oleh karena itu mereka saling "menyapa" satu sama lain(kayak anak-anak SMA) dan bisa di lihat ekspresi mereka setelah itu tak ada emosi antara mereka bisa dikatakan itu sering di lakukan atau sengaja di lakukan dengan kesadaran mereka.

Event ke dua "Sinetron Pendekar"
pembacaan pandangan akhir pansus. cukup seru tapi bukan yang terseru, dalam event ini beberapa kali hal-hal unik muncul lihat saja waktu ketua DPR menutup sepihak rapat tersebut hari pertama,salah seorang anggotanya langsung melompat dan melemparkan botol ke meja sang ketua(kayaknya cocok ikut sinetron) dan anggota lainnya berdasarkan naluri mengambil alih microphone(obsesi kali yah) dan langsung di amankan rekanya ketempat yang lebih banyak mic nya(becnda kalo ini). dan episode ke dua berlanjut ke esokan hari dimana rapat lebih tertib,berdemokrasi dan menjunjung kode etik(katanya lagi), berselang beberapa menit saat fraksi membacakan pandangan akhir "backsound" pun muncul riuh penonton(penontonya yang di lobby diema ajah,gag tau anggota rapat yang jadi penonton) bergelora layaknya pertandingan sepak bola derby se wilayah. ada yang abstain, ada yang pilih A atau C, namun stelah pemvotingan berjalan suara kembali berubah(cepet banget pendapatnya berubah,ampe KETUMnya malu)koalii tak berlaku dan tak berharga , gengsi dan harga diri yang mengambil alih. yah terserahlah manuver politik para Dewan Pendekar Rakyat namanya juga pendekar, ejianya tidak ada yang paham. daripada membahas manuver politik(malas soalnya gag paham) kita ulas event ke 3

Event ke tiga "Rekan mahasiswa"
Sebagai seorang mahasiswa kurasakan hal yang sama di alami rekan di timur sana saat berkonfrontasi dngan POLRI yang terdengar oleh isu saling serang dengan mahasiswa,tapi di lain sisi aku di besarkan dari jerih payah dan uang lelah seorang polisi,tak memihak itu pilihanku dalam masalah ini. namun menurut pandanganku itu semua terjadi karena egoisme dalam diri mereka sendiri, pemngendalian terhadap diri yang lemah sehingga keduanya salaing lepas kontrol, yah biarkan saja mereka take their business yang penting cepat terselesaikan melalui langkah damai.

Entah akan dibawa kemana negara ini kemudian hari jika event seperti di atas sudah menjadi kebiasaan buruk yang di biasakan, namun setidaknya hal ini dapat menjadi sebuah renunan di kemudian hari " What should we do,tomorrow?"

Sponsored Links

Website counter